File:TRADISI "MATEN WELA".jpg

Bahasa Indonesia: Tradisi "Maten Wela" merupakan sebuah produk budaya yang dihasilkan oleh masyarakat

Kedang Nusa Tenggara Timur. Maten wela hanya ada pada ritual kematian bagi orang yang tidak memiliki agama namun percaya kepada Tuhan yang menciptakan alam semesta. Definisi maten sendiri merupakan mayat dan wela berarti kafir, sehingga maten wela memiliki makna meninggalnya seseorang yang tidak beragama. Ritual ini dapat dilakukan kapan pun tidak bergantung pada hari kematian. Bisa jadi, mayatnya sudah di kubur namun jika belum ada perayaan resmi dari pihak keluarga maka kubur di bongkar dan upacara dilaksanakan. Jika tubuh Mayat tersebut telah hancur maka, diganti dengan serupa tulang-belulang. Bagi mayat laki-laki diganti jasadnya dengan menggunakan "ta’ " atau buah kelapa sebagai simbol kepala dan badannya diganti dengan menggunakan ranting pohon rika. Mayat perempuan akan di ganti dengan "waq’ " atau batu besar dan badannya diganti dengan "ai miri" atau ranting kemiri.

Seletah didapatkan tulang belaulangnya maka akan ada ritual lain seperti kita mengurus layaknya orang meninggal, setelah itu baru akan diarakkan dengan pukulan gong dan gendang dan tari-tarian untuk dimakamkan secara layak.