File:Kota Lama Semarang 5.jpg
From Wikimedia Commons, the free media repository
Jump to navigation
Jump to search
Size of this preview: 800 × 535 pixels. Other resolutions: 320 × 214 pixels | 640 × 428 pixels | 1,024 × 684 pixels | 1,280 × 855 pixels | 1,616 × 1,080 pixels.
Original file (1,616 × 1,080 pixels, file size: 1,012 KB, MIME type: image/jpeg)
File information
Structured data
Captions
Summary
[edit]DescriptionKota Lama Semarang 5.jpg |
Bahasa Indonesia: Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, dalam rangka masuk daftar warisan budaya dunia (world heritage) UNESCO pada 2020 terus dikebut. Biaya revitalisasipun membengkak hingga mencapai Rp200 miliar.Kota Lama Semarang terus berbenah, berbagai perubahan wajah kota peninggalan kolonual Belanda yang dibangun abad ke-19 hingga ke-20 sebagai kawasan perkantoran perdagangan mulai terjadi perubahan yang cukup besar. Beberapa ruas jalan yang sebelumnya berupa jalan paving telah berganti dengan batu alam. Namun, sebagian besar lainnya tepatnya di jalur utama yang dulu bernama Heeren Straat dan saat ini bernama Jalan Letjen Soeprapto masih dikerjakan pembangunannya pada tahap pengerukan dan penimbunan.Sementara di sisi lain terutama pada gedung-gedung tua yang menjadi cagar budaya seperti Gereja Blenduk yang berdiri pada 1753 dan digunakan untuk gereja Nederlandsche Indische Kerk serta sempat perbaiki lagi pada 1756, 1787, 1794 serta pemugaran pada 1894 tetap dipertahankan dengan kemegahannya.Demikian juga dengan gedung-gedung kuno lainnya yang mencapai 50 unit di atas lahan seluas 31 hektare, tetap kokoh dipertahankan dengan revitalisasi ringan tanpa mengurangi keasliannya seperti saat pertama kali dibangun 2,5 abad lalu dengan bangunan arsitektur bergaya Eropa yang cukup kental hingga mendapat julukan Little Netherland.Kota Lama Semarang, pada masa kejayaannya, tidak saja sebagai pusat perkantoran niaga juga merupakan benteng yang pertama dibangun sebagai tempat pertahanan militer tersebut hanya memiliki satu gerbang di sisi selatan dan lima menara pengawas diberi nama Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk, dan Bunschoten.Keberadaan Kota Lama Semarang ini semakin menarik wisatawan untuk dapat melihat Semarang tempo doeloe, revitalisasi yang diperkirakan akan selesai pada Januari 2019 tidak hanya ditargetkan akan menarik wisatawan yang telah mencapai 5,5 juta per tahun, tetapi juga ditargetkan akan masuk daftar warisan budaya dunia (world heritage) UNESCO pada 2020.Dalam meningkatkan daya tarik wisata ini, tidak hanya revitalisasi kota lama tetapi juga pendukung lain di sekitar yang juga ikut dalam pembenahan, seperti mengembalikan wajah pasar Johar Semarang yang merupakan cagar budaya saat pertama dibangun pada tahun 1938 dengan arsitektur Thomas Karsten |
Date | |
Source | Own work |
Author | Ivuvisual |
Licensing
[edit]I, the copyright holder of this work, hereby publish it under the following license:
This file is licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International license.
- You are free:
- to share – to copy, distribute and transmit the work
- to remix – to adapt the work
- Under the following conditions:
- attribution – You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.
- share alike – If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same or compatible license as the original.
This photo was uploaded to Wikimedia Commons as part of a photography contest WikiKaleidoskop
organized by Wikimedia Indonesia with the support of the Wikimedia Foundation. |
File history
Click on a date/time to view the file as it appeared at that time.
Date/Time | Thumbnail | Dimensions | User | Comment | |
---|---|---|---|---|---|
current | 07:10, 31 August 2021 | 1,616 × 1,080 (1,012 KB) | Ivuvisual (talk | contribs) | Uploaded own work with UploadWizard |
You cannot overwrite this file.
File usage on Commons
There are no pages that use this file.
Metadata
This file contains additional information such as Exif metadata which may have been added by the digital camera, scanner, or software program used to create or digitize it. If the file has been modified from its original state, some details such as the timestamp may not fully reflect those of the original file. The timestamp is only as accurate as the clock in the camera, and it may be completely wrong.
Camera manufacturer | SONY |
---|---|
Camera model | ILCE-7M2 |
Exposure time | 1/250 sec (0.004) |
F-number | f/3.5 |
ISO speed rating | 400 |
Date and time of data generation | 08:42, 29 October 2019 |
Lens focal length | 10 mm |
Orientation | Normal |
Horizontal resolution | 350 dpi |
Vertical resolution | 350 dpi |
Software used | ILCE-7M2 v4.00 |
File change date and time | 09:32, 29 October 2019 |
Y and C positioning | Co-sited |
Exposure Program | Manual |
Exif version | 2.3 |
Date and time of digitizing | 08:42, 29 October 2019 |
Meaning of each component |
|
Image compression mode | 5 |
APEX brightness | 2.759375 |
APEX exposure bias | 0 |
Maximum land aperture | 3.6171875 APEX (f/3.5) |
Metering mode | Pattern |
Light source | Unknown |
Flash | Flash did not fire, compulsory flash suppression |
Supported Flashpix version | 1 |
Color space | sRGB |
File source | Digital still camera |
Scene type | A directly photographed image |
Custom image processing | Custom process |
Exposure mode | Manual exposure |
White balance | Auto white balance |
Digital zoom ratio | 1 |
Focal length in 35 mm film | 15 mm |
Scene capture type | Standard |
Contrast | Normal |
Saturation | Normal |
Sharpness | Hard |